Karangan Bebas - Different

              Sahabat blog , Warta Blog sering sekali memposting cerita - cerita karangan bebas yang dapat anda baca atau dapat anda download. Ceritanya beragam , mulai dari Aksi , Pembunuhan , Percintaan , Dan beberapa Genre lainnya. Kali ini , Warta Blog akan memposting sebuah karangan bebas berjudul "DIFFERENT" , mari terlebih dahulu membaca sinopsis ceritanya.


DIFFERENT

"Ketahuilah , Tuhan tidak menciptakan orang Jahat. Orang jahat lahir dari Orang baik yang tersakiti Di hidupnya"

JUDUL                       : DIFFERENT
GENRE                      : Pembunuhan, aksi.
PEMBACA                 : 15+
TOKOH UTAMA      :Ralan Panskins dan Dert Muckberg
JUMLAH PART        : 11 Part
SYNOPSIS CERITA
Seorang pemuda dari latar belakang keluarga yang berkecukupan dan dermawan mendadak menjadi seorang buronan polisi. Polisi mengusut tuntas segala kasus yang melibatkan pemuda tersebut. Pemuda tersebut juga bukanlah sekedar pembunuh. Dia diduga sebagai teroris karena polisi menyebut pemuda tersebutlah dalang sebuah ledakan di taman kota yang membuat banyak korban jiwa. Polisi inti kota memerlukan seseorang yang ahli dalam bidang teroris dan mereka menemukan seseorang , yang ternyata memiliki masa lalu bersama dengan buronan tersebut.


BAGIAN 1 " MERAMPOK BANK "

    "(DUA MENIT LAGI MEREKA AKAN SELESAI MENYADAP CCTV" Bisik anggotaku yang mendapat informasi dari mereka yang kusuruh untuk segera menyadap cctv di sebuah bank sentral swasta di kota DENYMN. Kami bergerak meninggalkan bangku , yang menjadi tempat penungguan kami selama penyadapan berlangsung. Pintu kaca yang begitu mengkilap , aku buka seraya memberi salam kepada seorang satpam yang berjaga didekat pintu. Kami diminta untuk berjalan menuju alat pemindai agar satpam tersebut percaya bahwa kami adalah orang baik. Itu tak menjadi masalah , karena benda yang sangat sensitif dibalik saku bajuku tak akan mudah terdektesi. Benda ini khusus aku pesan dari seorang yang setia , yang tak akan mau berkhinat dariku. Saat aku melintas , Pemindai tersebut seperti takut berteriak saat aku memandangnya, Begitu juga dengan temanku. Kami duduk seolah-olah menunggu nomor antri kami dipanggil. Tidak berapa lama , temanku memukul pundakku yang artinya cctv sudah berhasil disadap. Aku mengkonfirmasikan kepada temanku di mobil anti peluru untuk segera menyusul karena kami akan beraksi. Setelah semua OK , aku menyudahi drama ini dengan melemparkan 2 buah bom asap kedepan meja teller serta mengantarkan beberapa timah panas ke 5 orang satpam yang terlihat oleh mataku. Suara rem mobil mendadak membuatku semakin tersenyum dan menyuruh mereka untuk mengambil posisi seperti yang sudah direncanakan. Pengunjung bank ada yang pingsan dan ada yang masih terbatuk-batuk. Aku tidak mau seperti mereka , sehingga sebuah topeng kupersiapkan. Sambil menghitung , aku menembaki orang-orang yang masih terbatuk-batuk. Yang pingsan ? aku biarkan hidup karena aku membela mereka yang memiliki fisik lemah sepertiku. Dengan beberapa anggotaku , aku menuju tempat penyimpanan emas serta brankas uang. Lagi-lagi , ada satpam yang bosan hidup berusaha melawan kami. Tapi dengan kehebatan , dan keahlian para anggotaku , mereka seperti semut kecil yang berusaha menghindar dari injakan kaki manusia. Boom , Draaakk , ouh , Akhh. Aku hanya tinggal mendengar suara-suara siksaan yang dilancarkan anak buahku untuk dapat menuju objek tercintaku. Akhirnya, dalam beberapa menit saja aku berhasil memeluk bongkahan emas dan melihat tumpukan uang yang sepertinya tidak bisa aku habiskan dalam sehari saja. Kami layaknya seperti datang ke rumah makan. Datang , memesan makanan secara paksa, menghabisi makanannya dan segera pulang. Kami sudah tahu , pelarian kami bakal diikuti mobil-mobil buatan pabrik bersuara seperti orang berkomat-kamit. Tapi , mereka tidak tahu , bahwa kami lebih pintar dari mereka semua. Aku meledakkan bom yang telah kuletakkan disisi-sisi jalan menuju tempat pelarian kami dan mereka kewalahan, Apalagi , ada beberapa diantara mereka bekerjasama dengan kami. Kami tertawa sembari menyusuri jalan karena kami berhasil melancarkan aksi kami hari ini.


BAGIAN 2 "MEMBUNUH YANG BERMASALAH"

    Sebulan setelah beberapa orang yang bekerja dikepolisian kami bayar tanpa harus ada penghianatan, kami memulai aksi kami kembali. Kali ini bukan main taktik , tapi ingin membersihkan sampah masyarakat yang perlu dibinasakan , karena tak perlu orang seperti mereka. Jika mereka dibiarkan hidup , mereka akan terus mengulah. Disebuah gereja khatolik , ibadah pagi sedang berlangsung . Aku menganggap diriku adalah tamu tak diundang oleh Tuhan. Aku datang bersama iblis dan tak merasakan apapun saat aku sudah dipengaruhinya. Aku tidak bersalah. Mereka yang membuatku jadi seperti ini. Aku masuk , dan duduk dibangku paling belakang agar kedatanganku tidak membuat para tamu terkejut. Seorang pria datang dan mengambil tempat duduk disampingku. Tenang , dia temanku , dia akan membantuku dalam pekerjaan ini. Aku tidak mau berpesta sendirian, jadi aku membawa sedikitnya 5 orang untuk berpesta disini. Mereka sudah kusebar sebagai tamu untuk beribadah. Satu orang kujadikan pengalih perhatian, 4 diantaranya akan mengurus penjaga gereja yang bersenjata dan yang melawan , sementara aku akan mendapatkan seorang sampah masyarakat yang sebenarnya berprofesi sebagai hamba Tuhan. Dia , temanku yang menjadi pengalih perhatian , berdiri dan hal tersebut membuat banyak tamu kebingungan dengan tingkahnya. Detonator ada ditangannya dan siap meledakkan diri jika sudah kuberi tanda sederhana dengan mengucapkan selamat tinggal dari radio. DUAAR!! Ledakan bom dengan daya ledak sedang membuatku sedikit pusing namun tak membuatku terluka. Aku bergerak perlahan , sambil mendengar tembakan demi tembakan dilesatkan teman-temanku kepada orang yang bersenjata. Sampah masyarakat tersebut mengetahui wajahku dan melarikan diri kebelakang gereja. Mungkin iblis membantuku dalam pembunuhan kali ini. Aku melihat dia memasuki sampah tersebut ke dalam kamar mandi , dan bodohnya sampah tersebut berteriak meminta ampun padaku berbicara soal masalah yang membuatku kesal padanya. Aku berdiri didepan pintu tersebut dan membuat bebrapa lubang dengan peluruku. Ku ketuk pintu dan tak dibukanya. Dia sudah mati pikirku. Aku menyusuri lorong gereja tempatku pernah beribadah dulu. Mengapa aku seperti ini? karena mereka yang membuatku seperti ini. Sederhana sekali , mereka berbuat baik , aku akan berbuat baik. Mereka berbuat jahat , aku juga akan berbuat jahat.


BAGIAN 3 "SIAPA DAN MENGAPA DIA BERUBAH?"

    Ayahku adalah orang yang baik. Ibuku juga. Hal itu terbukti ketika mereka mengajakku ke gereja bersama-sama dan berdoa serta mengucap syukur pada Tuhan. Mereka juga sering mengajakku jalan-jalan ketaman kota , bermain - main disekitar bank sentral, mengajakku menyusuri jembatan penghubung kota DENYMN dengan kota RUSTOLFH, dan memintaku untuk memberi makan ikan di pinggiran sungai. Ayahku pernah bilang , bahwa kita harus menyayangi dan melindungi segala apapun itu yang hidup didunia ini, termasuk mengasihi sesama manusia, seperti yang pernah kudengar digereja. Saat aku berumur 15 Tahun , aku bermain bersama teman sebayaku didaerah Pinggiran kota. Ayah datang mengendarai sepeda motornya dan mengajakku memberi makan ikan disungai. Sungguh senang diriku dan tanpa pikir panjang aku meninggalkan bola yang seharusnya dapat aku tendang menjadi Gol. Sepanjang perjalanan , aku bertanya kepada ayah mengapa dia membeli sepeda motor baru. Dia menjawab , ini adalah rezeki yang diberikan Tuhan kepada kita , dan ini ayah gunakan juga untuk ketempat kerja , serta membawamu jalan-jalan. Aku sangat - sangat senang saat itu karena mendengarnya. Namun , sepertinya ucapan itu membuat Tuhan tidak lagi beserta kami. Ketika hampir sampai, 2 orang yang juga mengendarai sepeda motor berjalan beriringan dengan kami. Aku kira mereka bersahabat , tapi ternyata tidak. Mereka menendang Sepeda motor kami dengan kuat dan membuat ayah hilang keseimbangan. Terjatuh dan terseret dengan badan aspal , lenganku berdarah. Tapi , semua darah ditanganku tidak aku pedulikan saat melihat ayah tergeletak dengan Darah dikepala dan tidak bergerak sama sekali. Aku mencoba bangkit dan berlari kearah dimana ayah tergeletak. mencoba membangunakan ayah, namun ayah sepertinya sudah nyaman dengan posisinya saat itu. Aku menangis tersedu-sedu. Aku melihat kedua pemuda yang menendang kami berusaha membawa lari sepeda motor milik ayah. Aku mengejar mereka dan mendapatkan 1 orang. Dia terjatuh dari boncengan temannya , sehingga membuatku lebih mudah memukulnya. Tak ada yang aku rasakan. Dia seperti tidak kuanggap manusia lagi. Aku memukul betubi-tubi kewajahnya. Dia menangkis beberapa kali namun tak aku pedulikan. Tiba-tiba sekelompok orang datang dari depan dan dari belakang kearah tempatku berada. Aku rasa mereka akan membantuku namun, Aku salah. Mereka malah mengangkat dan mengeroyok diriku sampai babak belur. Sepintas aku melihat sebuah mobil patroli polisi berhenti. Awalnya aku kira , polisi tersebut akan menolongku , namun ternyata dia membopong pencuri tadi kedalam mobilnya dan pergi. Aku tak sadarkan diri.
    Suara detak jantung sayup sayup mulai terdengar sembari aku membuka mata dan melihat sekelilingku. Aku terbaring disebuah ruangan yang tak pernah aku kunjungi sebelumnya. Tidak , ini bukan rumah pikirku. Aku ada dimana ? Aku mendengar suara tangis yang tiba-tiba membuatku mengingat seseorang. "I. . ibu ? mengapa kau menangis?" Tanyaku sembari mencoba bangun dari tidurku namun sakit yang begitu luar biasa masih terasa dipunggungku. Ibu menyuruku untuk tetap berbaring , sementara itu seorang dokter datang dari belakang ibu. "Syukurlah , dia sudah siuman dari komanya ya bu. Dia akan dirawat intensif sampai luka punggungnya sembuh". Ucapan dokter tersebut membuatku merasakan sebuah perubahan fisik dan hati. Setelah 2 minggu lebih akhirnya aku keluar dari rumah sakit dan akan melakukan cek up selama hampir sebulan. Aku mencoba menenangkan pikiran dan melihat situasi dirumahku. Ibu melihat wajahku dan mulai lagi meneteskan air matanya. Aku ? Aku tak merasakan apapun. Aku hanya melihat tetesan air keluar dari wajah ibuku dan bertanya mengapa dia mengeluarkannya? "Ayahmu sudah tiada nak. Dia meninggal disaat kalian berdua akan hendak memberi makan ikan. Mungkin kamu masih sadar dan masih mengingatnya. Para polisi menemukanmu tergeletak dijalan setelah mendapat laporan dari warga sekitar. Kamu mengalami koma selama hampir 3 hari. Ibu harap kamu sabar ya nak , yang penting sekarang kamu baik-baik saja dan bisa bersama ibu kembali." Pinta ibu sembari mencoba membuatku makan malam. Ayah sudah pergi ? benarkah? mengapa aku tidak merasakan apa-apa. Aku hanya mengingat tanganku memukul wajah pencuri kemarin dan rasanya aku ingin memukulnya lagi karena rasanya tanganku ini seperti sudah mati rasa. Besoknya , ibu mengajakku ke gereja. Tujuan ibu kesana juga tidak kuketahui. Aku hanya disuruh untuk menunggu diruang ibadah , sementara ibu menuju keruangan belakang gereja. Sekitar satu jam kemudian , ibu kembali sambil mengusap air mata dari wajahnya. Ibu , kenapa dia mengeluarkannya lagi ? Aku dan ibu menuju kesuatu tempat. Kami menuju ke kuburan. Ibu mengajakku ke makam ayah yang letaknya sangat ironis sekali. Tanah yang hampir longsor kebawah membuat aku dan ibu berhati-hati . Makam ayah terletak paling pinggir didekat sungai. Kulihat ibu membenarkan kayu nisan yang bertuliskan nama ayah yang terjatuh. Ibu menyertaiku dalam doanya di siang kala itu. Kami menaburkan bunga serta ibu mengucapkan beberapa kata lagi sebelum kami akhirnya benar-benar menyudahi kegiatan hari ini. Malam harinya , aku tidak bisa tidur. Tangan ini selalu terbayang kembali saat aku memukul wajah pencuri itu. Aku juga bingung kenapa banyak orang yang malah memukulku , bukan pencurinya. Bahkan , mobil patroli itu, kenapa dia menyelamatkan pencurinya? . Aku terbangun dari tidurku. Mataku tertajam kelangit-langit kamar , dan aku mengambil langkah untuk meninggalkan rumah. Saat meninggalkan rumah , aku meninggalkan pesan kepada ibu agar tidak mencariku , karena aku pasti akan kembali dalam waktu singkat.
    Pagi harinya , aku menuju halaman gereja. Tidak ada kegiatan hari itu , kecuali sebuah mobil polisi masuk ke lingkungan area gereja. Mobil itu berplat persis seperti kemarin yang aku lihat. Seorang polisi keluar dari dalam mobil dan menuju pintu belakang gereja. Dia menggedor pintu , kemudian keluarlah seseorang yang kuketahui dia adalah Hamba Tuhan. Polisi tersebut memberikan sejumlah uang pada dirinya , dan entah mengapa dengan senang hatinya dia menerima uang yang diberikan Polisi tersebut. Tak berapa lama , Polisi tersebut pergi. Butuh persiapan matang buatku untuk membuat Hamba Tuhan itu berbicara soal polisi tersebut. Disepanjang perjalanan , Aku menuju ketaman kota , biasa dimana ayah mengajakku jalan-jalan. Disana , banyak sekali orang tertawa riang , bercanda dan bermain bersama. Tatapanku begitu hitam melihat mereka. Seperti ada keinginan Hati yang sangat jahat ingin kulakukan. Lebih dari kata marah. Lebih dari Iri hati dan dendam. Entah apa itu yang kurasakan , namun Sangat jelas terasa dihati. Aku mengepalkan tanganku , dan berjanji akan kembali ke Taman ini dengan sebuah porak poranda yang besar. Mereka tak pantas berbahagia. Di kota ini , mereka yang BERSALAH dibela oleh pihak-pihak tertentu , sementara keluargaku , yang sudah melakukan tindakan BENAR Disalahkan sampai akhirnya aku harus kehilangan ayah. Aku mencoba membuat mereka bernasib sama sepertiku , tapi itu tak akan pernah mereka miliki. Aku lebih baik menghabisi nyawa mereka semua tanpa tersisa seperti itu, dan menjadikan tempat ini menjadi tempat yang akan menyedot Perhatian masyarakat dan menjadi Tangisan mereka. Aku akan mengganti tangisan ibu dengan tangisan mereka Semua. Kemurkaanku kubulatkan dengan arah yang ditentukan Iblis dalam hidupku sekarang ini.

BAGIAN 4 "MANTAN INTELEGEN ANTI TERORIS"

    (TOKOH YANG BERBEDA) Sepucuk surat terletak di depan pintu rumahku. Aku membaca dan pengirimnya bukan lain adalah Kantor Kepolisian Daerah DENYMN. Mengapa kota besar seperti itu membutuhkan Polisi yang hanya seorang Kapten sepertiku?. Aku Dert. Kapten di bidang Penanggulangan Kriminalitas di Kota STUNBURG. Aku menempati rumah peninggalan orangtuaku. Mereka sudah tua. Mereka memilih memanjakan hari tua mereka di Kota lain. Hari ini seharusnya aku akan kencan malam hari bersama Pacarku , namun karena surat ini , mungkin akan kuahlikan ke lain hari. Di perjalanan menuju Kantor kepolisian daerah DENYMN, aku melihat begitu luasnya kota tersebut melalui jembatan yang membentang dari Kota RUSTOLFH. Ada yang aneh sebenarnya dari kota ini. Kota itu terlalu sibuk , sehingga rakryat-rakyat pinggiran tidak di sentuh oleh Pemerintah. Sesampainya dikantor kepolisian Daerah , saat memasuki kantor , seorang inspektur datang dengan senyuman terhebatnya sambil ingin menjabat tanganku.
 "Kapten Dert Muckberg, selamat datang di kantor kepolisian DENYMN, bagaimana kabarmu ?"...."Yah , sedikit mabuk perjalanan, karena menempuh waktu yang cukup lama untuk sampai sini"...."(Tertawa kecil) yah , tapi kau tidak mabuk beneran kan, karena kau bisa kami tahan(Tertawa kembali)". Inspektur tersebut membawaku keruangannya sembari mempersilahkan diriku untuk beristirahat di sofanya yang terbilang cukup empuk. Seorang asisten cantik menyodorkanku segelas minuman bersoda dan Inspektur tersebut mempersilahkan diriku untuk mengambilnya."Jangan sungkan-sungkan kapten , kau adalah tamuku sekarang ini dan tamu adalah raja. Anggap saja kantor sendiri (tertawa kecil)"...."Terima kasih inspektur , hanya saja aku tidak biasa dengan minuman bersoda , hanya teh"...."Ketahuilah kapten , belum saja aku melihatmu , aku melihat kepribadian yang baik dari profilmu, kau tidak merokok , tidak penggila dunia malam , tidak suka mabuk , dan yang paling penting , kau loyal dalam tugasmu"...."Terima kasih inspektur , tapi apakah ini ada hubungannya dengan surat yang kau berikan padaku? karena jika ada kaitannya , mungkin aku bisa kembali ke pintu depan dan memesan taksi menuju kota STUNBURG"...."(tertawa kecil) oke oke maaf aku bertele-tele dan sepertinya kau juga sudah tidak sabar apa tujuanmu datang kemari kan kapten?"..."TEPAT SEKALI! Karena aku tidak suka meninggalkan kota kelahiranku hanya karena panggilan dari luar , untuk mengerjakan tugas yang bukan dari bidangku"...."Baiklah kapten , kalau begitu akan kuberitahu"
    "Seorang pemuda lahir dikota kami. awalnya dia baik, namun semua itu berubah ketika masalah datang menimpa keluarganya. Pemikirannya sangat pendek, dia berubah drastis menjadi seorang buronan serta menjadi teroris. Dia telah merekrut banyak anggota dari dalam kota , maupun luar kota untuk membantu aksinya. Dia lihai dalam bersembunyi , karena kota ini cukup luas. Beberapa kasus yang sudah kami terima berkat ulahnya , seperti perampokan dan pembunuhan massal dibank , serta pemboman dan pembunuhan Hamba tuhan di salahsatu gereja di tengah kota. Menurut saksi , Pemuda ini membunuh Hamba Tuhan tersebut karena tidak memberi informasi kepadanya tentang polisi yang diketahuinya pernah memberikan sejumlah Uang pada korban. Jadi , kami ingin kau ikut terlibat dalam penyelesaian masalah ini , bagaimana Kapten?"
    "Kuberi tahu kau satu hal inspektur , aku adalah kapten dibidang Penanganan kriminal kelas bawah , bukan kriminal setara dengan teroris , ini bukan pekerjaanku"
    "Kapten , aku juga ingin memberitahumu bahwa ini adalah pekerjaan yang penah kau tanggulangi sebelum kau jadi Kapten. Apa aku berbicara dengan Anggota Intelegen Anti Teroris?"
    "Mantan! , sekali lagi , aku mantan anggota intelegen , sekarang bukan lagi karena aku rasa aku tidak cocok dengan suasana disana"
    "Mungkin disana kau tidak cocok , tapi percayalah , disinilah tempatmu akan kembali diangkat menjadi Anggota Intelegen"
   
"Maaf sekali inspektur , aku tidak tertarik dengan semua ini , ini omong kosong , kalian tidak membutuhkanku disini , dan aku yakin pemuda ini dapat kalian tangani sendiri , karena dia adalah pemuda kelahiran kota ini , permisi (Sambil beranjak pergi)"
    "RALAN PANSKINS"
Seketika , aku langsung berhenti melangkah menuju keluar kantor setelah mendengar nama yang disebutkan inspektur tersebut.
    "Sudah kuduga kau akan berhenti melangkah , karena kau kenal dengan nama itu"
    "Kenapa kau sebut nama dia ?"
    "Dialah Pemuda itu...."

BAGIAN 5 "TEMAN MASA LALU"

    Inspektur tersebut tidak ingin membuatku tegang. Dia mengajakku untuk mengobrol di sebuah cafe sambil mencoba membahas bagaimana aku dan Ralan bisa berteman.
    "Ayo kapten , santai saja , aku tak ingin membuatmu banyak pikiran , biarkan hal ini mengalir seperti biasanya"
    "(Sambil memandang foto) Aku. . aku tak percaya ini , dia . ."
    "Kau sudah melihat foto dan beritanya di surat kabar, apa yang perlu aku buktikan lagi? apa perlu kita mengunjunginya saat ini ? tapi ya kurasa dia tidak terima tamu seperti kita, ayolah kapten , perlahan saja , kita hanya perlu mengetahui masa lalunya agar penyelidikan kita bisa sedikit terbantu, apa kamu takut dengan berbicara seperti ini , keluarga atau seseorang yang kau kasihi terancam hidupnya? Tenang , aku akan beri pengamanan ekstra kepada mereka, dan aku jamin , ralan tidak akan mengetahui hal ini"
    - "Baik akan kuceritakan , ..."
    - "Awal aku masuk sekolah dasar , aku pindah ke kota DENYMN karena ibu berkata disini banyak sekolah favorit dan bagus-bagus. Itulah awal pertamaku menginjak kota ini. Aku mendapatkan beasiswa karena kepintaran dan keahlianku dalam menghafal , namun aku bukan satu-satunya yang memiliki hal itu. Ralan adalah pesaingku saat itu dalam merebut beasiswa, dan jujur , aku lebih banyak mendapatkan beasiswanya. Meskipun begitu , dia tidak pencemburu. Dia malah men-suporrtku agar terus dapat bersaing dengannya. Hal itulah yang membuat kami berdua menjadi akrab. Kami bermain bersama , usil bersama-sama , hingga kami pernah terlambat ke sekolah bersama-sama. Dalam hidupku, hanya dialah seseorang yang mampu membuat kecocokan dalam diriku. sampai saat ini , tidak ada yang menggantikan posisinya menjadi sahabatku. 
    Saat kami menginjak sekolah menengah pertama , kami tidak satu sekolah. Tapi , bukan berarti tidak satu sekolah , kami jarang bertemu. Kami malah semakin sering bersama , termasuk mungkin kau pernah ingat ada kasus keisengan anak sekolah di sebuah toko. Kami berdua masuk. Kami meniup beberapa balon didalam toko untuk mencoba bermain merubah suara. Karena begitu lucunya , kami sampai lupa , bahwa balon yang kami tiup bukan milik kami , dan balon itu pecah. seketika suasana jadi buyar dan kami melarikan diri sambil dikejar satpam toko. Kami berhasil lolos , namun kami sempat menerobos kubangan lumpur untuk dapat lari darinya. Itu sangat berkesan buatku. Namun , persahabatan kami mendapat cobaan ketika aku lulus SMP dan akan pindah ke kota STUNBURG. Aku berjanji akan kembali ke DENYMN bila tamat SMA nanti , namun orangtuaku melarang. Sejak saat itulah , aku tidak pernah dengar kabar dia lagi , dan dia menjadi sahabat yang tak pernah kulupakan sampai saat ini.
    "Waow, cerita yang cukup singkat dan mengharukan. Jelas sekali kalian adalah sahabat yang sudah bertemu mulai dari kecil, dan jelas sekali perubahan sikapnya karena aku yakin disaat kau pergi , dia tidak pernah lagi menemukan sahabat sepertimu hingga membuatnya cepat sekali berubah"
    "Tapi aku benar-benar ragu itu dia , inspektur"
    "Kau bisa ragu kapten , aku tidak memaksamu untuk percaya padaku, tapi kau tidak akan bisa mengelak dari kenyataan"
    "(Melipat tangan kemudian berfikir) Jadi , apa rencanamu saat ini?"
    "Tergantung , apa kau ingin bergabung dalam misi ini kapten ,?"
    "(Menghela nafas) , baiklah , akan kucoba untuk membantumu.."
Aku dan kepolisan DENYMN Akhirnya bekerja sama dan memutuskan untuk tinggal sementara di kota ini. Sementara polisi itu menunjukkan sebuah rumah aman untukku , aku berdoa dan berharap , bahwa selama ini yang kami kejar bukanlah dia.

BAGIAN 6 "BOM MEMBAWA KESEDIHAN"

    (Tokoh Ralan) Setelah berhasil menghapuskan sampah dari gereja , aku dan teman-teman kembali kemarkas. Apa boleh buat , aku sendiri yang akan mencari polisi korup itu bersama teman-temanku. Sementara mencari informasi, aku dan teman-teman sebenarnya sudah merencanakan pesta kembang api yang sangat besar siang besok. Siang adalah waktu yang sangat pas , karena banyak masyarakat yang akan melihatnya dan akan terjebak didalamnya. Dan yang pasti , ini sangat kejam dari sebelumnya.
    Sehari sebelum pertunjukan kembang api , aku berhasil mendapat informasi soal polisi korup itu. Menurut catatan joroknya , dia pernah menjual barang-barang ilegal pada penjahat kelas kakap dan menyodorkan sejumlah uang pada Pendeta yang sudah aku singkirkan sebelumnya.
Dia menyodorkan sejumlah kertas tersebut karena pendeta tersebut memiliki akses pengiriman dan jika tidak dikirim , Pendeta tersebut akan melaporkannya. Tidak hanya itu , dia menjadi seorang tameng yang mengamankan transaksi narkoba di kalangan remaja dikota ini. Sungguh ironi sekali. Mereka yang seharusnya mengamankan kota , malah menjadi seorang yang perlu disingkirkan dari kota. Aku berencana untuk beraksi sendirian tanpa ditemani. Sebuah caffe megah di tengah kota menjadi tempat persinggahanku. Aku melirik ternyata dia ada di sisi bagian kanan kaffe. Aku duduk dan mempersilahkan pelayan melayaniku. Aku berbisik kepadanya untuk mengkosongkan Caffe ini termasuk dia dan menyisakan aku dan si Polisi korup itu. Dengan sejumlah uang yang sudah kusodorkan kepadanya , diapun membunyikan alarm kebakaran. Sejumlah orang mulai keluar , dan si Polisi itu juga berusaha keluar. Aku menunggunya di pintu keluar. Saat tamu terakhir sebelum dia keluar , aku langsung menutup pintu caffe. Dia heran dan mencoba memaksaku untuk membuka pintu itu kembali. Satu pukulan keras kulayangkan kewajahnya. Hal itu membuat dia marah dan mencoba membalas pukulanku. Aku yang sudah muak melihatnya hidup kembali meninjunya dan kali ini dengan kemampuan bela diriku , aku menancapkan pisau ketangannya dan melekat diatas meja.
    "Apa-apaan ini ? siapa kau ?! kau tidak tahu siapa aku?! AKU POLISI dan sebentar lagi kau akan ditahan..!!!"
    "(Menodongkan senjata kearah kepala) Kau bukan POLISI. kau hanya sampah masyarakat yang perlu dibinasakan. Sungguh ironi bukan , seseorang yang seharusnya melindungi , malah menjadi seorang yang sok jago memberikan perlindungan kepada orang yang SALAH. Aku muak melihatmu kesana kemari dengan kemewahan hasil dari tingkah burukmu itu. Oh ya satu lagi , kau baru saja menginjak sepatu mahalku tadi , dan itu membuatku sangat marah (Menarik pelatuk dan menembak) DOOORRR"

    Selesai membunuh polisi gadungan tersebut , aku langsung dijemput teman-temanku menggunakan mobil tak memiliki plat.
    "Mereka sudah dilokasi ?(Tanyaku pada anak buahku)"
    "Mereka sudah sampai dan sudah menjajakan kesukaan anak-anak seperti yang kau sampaikan"
    "Bagus , berikan mereka lebih banyak Es-krim lagi dan biarkan mereka menikmatinya sebelum bom itu meledak"
    Sebuah mobil Penjual Es-krim Terparkir di tengah alun-alun taman kota DENYMN. Rasanya yang cukup nikmat membuat banyak orangtua luluh hati melihat rengekan anaknya untuk mendapatkan Es-krim. Mereka akan mendapatkannya satu per satu tanpa mereka sadari , di ujung corong sudah kutamani sebuah pemancar bom kecil yang akan meledak melalui resonansi gelombang dari induknya. Meski kecil , ketahuilah , pemancar bom itu dapat menghancurkan 1 buah bus.
Pembeli Es-krimnya sudah mencapai 100 buah , itu artinya 100 buah pemancar sudah tersebar di area taman. Mereka yang masih memegang ataupun sudah membuang corongnya tetap akan terkena ledakan. Pukul 2 Siang tepat , pembeli eskrim meningkat menjadi 500 orang pembeli dan kami hampir kehabisan corong. Aku hanya perlu menunggu sampai eskrim terjual habis . Setelah habis, aku hanya perlu memastikan , pengunjung taman sudah bersiap-siap melihat kembang api milikku. Mobil yang kutumpangi berjalan perlahan memutari taman dan melihat mobil eskrim tersebut seperti Granat raksasa didalam taman. Aku membuka foto Es krim di Ponselku dan mulai mengirimkannya ke Ponsel milik temanku di Mobil tersebut. Gelombang pengirimannya diteruskan melalui ponselnya dan dia hanya tinggal menekan tanda terima dan semuanya sukses.
    "Selamat menyaksikan acara kembang apinya teman-teman"
"DUUUAAARR" Induk bom tersebut meledak lebih dahulu , disusul suara bergemuruh dari anak-anaknya di sudut-sudut taman. teriakan mereka terdengar dari dalam taman dan membuat mereka berhamburan keluar. 1 kejutan lagi untuk mereka , yang memegang uang koin kembalian dari induknya. mereka juga akan meledak bersama-sama .Ini akan menjadi sebuah teror bom yang sangat besar. "Sampai nanti , kita akan berjumpa di sesi berikutnya" ungkapku sambil turun dari mobil dan masuk ke dalam mobil yang lainnya.

BAGIAN 7 "BOM MEMBAWA PETUNJUK"

    (Tokoh Dert) Setelah bercerita panjang lebar , akhirnya aku mengakhiri kegiatan hari ini dengan memesan kamar hotel untuk menginap sementara waktu. Keesokan harinya , aku akan mencoba menggali informasi dari beberapa saksi yang dipanggil menuju Kantor polisi. Dari mereka , kami hanya mendapatkan informasi yang formal dan tidak meningkatkan level kami. Dia merampok dan membunuh massal para tamu bank. Namun , yang pingsan malah dia biarkan hidup. kedua dia membom gereja tempat dia pernah beribadah dulu dan membunuh salah seorang pendeta disana. Saksi mengatakan bahwa dia membunuhnya lantaran pendeta tersebut tidak memberitahu dan menolak ajakan dari ralan sehingga membuat Ralan kesal. Apa yang dia cari saat ini? aku masih bingung. saat sedang berusaha menggali informasi , inspektur Reynald datang dan membawa kabar buruk. Bom meledak di taman kota dan waktu masih menunjukkan pukul 2 siang. Saat sampai dilokasi , alangkah mengerikannya tempat itu. Tangisan dan teriakan meminta bantuan terdengar dari berbagai arah. Tim tanggap bencana sudah tiba dan mulai mengevakuasi korban-korban. Seluruhnya hancur dan tidak ada yang tersisa di taman tersebut. Serangan ini dilancarkan begitu mulus oleh ralan. Dia benar-benar marah sampai menghabisi banyak nyawa orang meninggal. Hampir 3 jam berselang , evakuasi korban sudah dilakukan. Tercatat ada sekitar 239 orang meninggal.
Banyak mayat yang ditemukan tidak utuh disekitar taman. Inspektur Reynald mendatangiku dan mencoba memberitahu sesuatu hal.
    "Kapten , ini semua ulah dari ralan. dia berhasil melaksanakan ini dengan mengecoh kita semua"
    "Yah , sekarang aku percaya, kau tahu darimana asal bomnya?"
    "Menurut saksi dari luar taman , Bomnya berasal dari mobil Es-krim yang terparkir tepat di Dekat Pohon disebelah sana itu, tapi entah kenapa , ada banyak sekali bekas ledakan di sekitar taman"
    "Dia sukses mengelabui pengunjung taman. Dia melakukan sebuah taktik yang luar biasa , agar bom dapat meledak keseluruh taman , tanpa harus dia sentuh. Dia mungkin hanya duduk , menggunakan ponselnya dan meledakkannya"
    "Lalu , bagaimana dia bisa meledakkan seluruh taman , hanya dengan 1 mobil?"
    "Itu sangat sederhana inspektur , dia hanya perlu menyebarkan Es-krim dengan ini (sambil memberikan sisa corong yang tidak hancur). Hati-hati , didalam corong itu , ada sebuah pemancar bom. Kemungkinan Sinyal dari induk tidak menyambar pemancar dari corong ini sehingga tidak meledak , tapi itu harus kita singkirkan"
    "Jadi , dia mennggunakan anak-anak sebagai pelaku penyebaran pemancar bomnya, sehingga dia berhasil melakukan ini?"
    "Tepat sekali inspektur. Ini semua sudah direncanakannya jauh-jauh hari. Aku perlu mendeteksi bom ini sebentar lagi tolong suruh penjinak bom untuk melepas pemancarnya dan berikan padaku"
-    Mungkin ada sesuatu hal yang bisa aku dapatkan dari bom ini. Setelah penjinak bom melepas pemancarnya , aku mulai meneliti pemancar bom tersebut. Pemancar itu hanya sebesar batu kecil. Terdiri dari beberapa komponen mikro yang akan menimbulkan ledakan tekanan tinggi jika mendapatkan sambaran gelombang elektro yang sangat kuat. Namun , kekawatiranku berlangsung pulih karena , pemancar itu tidak aktif. Aku berfikir kembali , ternyata rencana sesukses apapun , pasti ada kesalahan ataupun sedikit kelemahan. Seseorang masuk kedalam mobil penjinak bom dan membawaku beberapa Kertas.
    "Pak , kau mungkin harus melihat ini.(sambil menyodorkan sebuah kertas)"
    "Apa ini ? kasus baru?"
    "Ini adalah hasil laporan rekaman Cctv yang kami kumpulkan dari tempat kejadian sebelumnya. termasuk cctv dari bank sentral , gereja dan Taman ini"
    "Apa yang bisa kita dapatkan dari sini?"
    "Lihat laporannya kapten. Dia pernah mengunjungi tempat-tempat itu sebelumnya. Tepat 9 tahun yang lalu. dia terlihat bersama dengan ayahnya bersama-sama, dan tanggal kunjungannya juga sama dengan tanggal kejadian kali ini"
-    Benar sekali. Laporan tersebut membuatku mempunyai firasat buruk. Melihat tanggal Kunjungannya ketaman serta ke daerah pinggiran sungai itu sama. Jangan-jangan , setelah ini dia mempersiapkan diri menuju kesana.
    "Target dia selanjutnya adalah daerah pinggiran Sungai , kita kesana sekarang!!, Bawa beberapa personil, aku yang memimpin. kita akan masuk pelan-pelan agar dia tidak terkejut, oke sekarang bergeraklah, kita harus bergegas!!"
-    Aku dan inspektur menuju ketempat daerah pinggiran sungai didaerah jembatan GAELEY. disana memang tempat perkumpulan maniak dan daerah disitu juga menjadi tempat Ralan dan ayahnya dirampok.

BAGIAN 8 "BERTEMU"

    Aku dan para anggota berharap kedatangan kami tidak diketahui oleh ralan dan tidak terlambat. Sayangnya , semua itu hanya harapan kosong. Kami melihat kepulan asap di daerah perumahan pinggir sungai. Aku mencoba untuk turun dari dalam mobil dan menyusuri jalan menuju perumahan tersebut. Tidak ada tanda-tanda pergerakan dari Ralan. Beberapa orang terluka. aku mencoba mengevakuasi mereka secara perlahan ke pinggiran sungai. Aku mulai memasuki perumahan tersebut. Langkahku sangat kuperhatikan agar kedatanganku tidak diketahui Ralan. Banyak sekali Gang didalam perumahan tersebut. Aku menyusuri lorong demi lorong. Sepertinya Ralan sudah membantai tempat ini. Banyak sekali masyarakat yang terluka. Sepertinya dia meledakkan beberapa bom rakitan disini. Ada seorang ibu menangis sambil mengendong anaknya yang sepertinya sekarat.
    "Kau tidak apa-apa ? bagaimana dengan anak ibu? (Tanyaku sambil berusaha membantu)"
    "Tolong anak saya pak, dia terkena ledakan saat kami tidur didalam rumah, saya tidak tahu apa yang terjadi , tolong anak saya pak!"
    "Baik , saya akan menolong ,(sambil memegang HT) Inspektur , apakah tim medis sudah sampai ? (Tanyaku melalui HT) "
    "Baru tiba kapten , kami sedang mengevakuasi beberapa korban yang terlihat, bagaimana denganmu?"
    "Aku memiliki beberapa korban disini , evakuasi semuanya secara perlahan dan jangan buat kericuhan"
-    Akupun menyuruh ibu itu segera menuju pinggiran sungai agar anaknya dapat ditolong. Kembali aku berjalan menyusuri gang demi gang didalam perumahan tersebut. Ternyata aku bukanlah orang yang pertama hadir disana. Seorang polisi sedang memberi tanda padaku untuk menunduk dan diam karena Pelaku ada didalam sebuah rumah dan akan dikepung. Aku maju secara perlahan mengikuti Polisi lainnya yang sudah ada didepan. Mereka maju secara berkelompok untuk mulai masuk kedalam rumah. Taktik mereka seketika hancur ketika Bom granat meledak tepat didepan mereka. Mereka terjatuh dan terlihat seorang keluar sambil membawa Sandera dan Polisi tersebut menembakinya. (Sialan , dia menggunakan sandera sebagai tameng , hingga membuat sandera tersebut terkena tembakan) pikirku. Ralan mulai kabur melewati beberapa lorong.
       Aku mencoba mengepungnya dari lorong yang lain. Suara tembakan dan teriakan silih berganti terdengar. (Jangan sampai dia menghabisi tim polisi itu) pikirku sambil berlari menyusuri lorong demi lorong untuk mengejarnya. Seorang polisi terjatuh tepat didepanku dan terlihat ralan menggunakan Jas seketika menghilang lari kedalam Lorong lainnya. "Berhenti!! Jangan lari!" Tegasku untuk mencobanya berusaha berhenti. Dia masih terlihat karena jarak kami sangat dekat. aku terus mengejarnya. Lorong yang berliku-liku membuatku sedikit sulit melepas tembakan. Dia benar-benar lincah pikirku. Hingga pada akhir Lorong , Aku kalah tanding. Dia berhasil mengecohku dan menggoreskan luka di pipiku dengan pisaunya. Aku tersungkur dan tertunduk.
    "Kau tidak bisa menangkapku pak polisi. Jika kau menangkapku , maka keluargamu tidak akan aman"
    "(Berdiri dan mengacungkan senjata) Angkat Tanganmu!! sekarang!!"
    "Woo woo!! santai pak santai. Aku akan menuruti permintaanmu, tapi sebelum itu , apa aku pernah mengenalmu sebelumnya?"
    "Tidak , kau tidak mengenalku. Sekarang , angkat tanganmu dan berbalik arah!!"
    "(Berbalik arah) Lama tak berjumpa , Dert"
Aku begitu terkejut ketika ternyata dia masih mengingat diriku. Jarak antara kami sangat dekat sehingga membuatku tetap menodongkan senjata padanya.
    "Dert , ini aku Ralan. kenapa kau begitu ambisius ingin menembakku ? Mari kita membuat sebuah pembicaraan yang santai sementara aku menunggu teman-temanku menjemput"
    "Kau tidak bisa kabur lagi Ran (Nama panggilan akrab saat bersama dulu) kau sudah dikepung"
    "(Sedikit tertawa) Ran ? wah , aku takjub melihatmu dert. Kau masih mengingat nama panggilan itu setelah sekian lama kita tak berjumpa. Apa kau tidak rindu padaku? ingin pelukan ? ayolah jangan begitu tegang , aku sahabatmu !"
    "Tidak Lagi ran. Kau sudah berubah. Kau sudah melampaui batasmu. Aku tidak berteman denganmu yang seperti ini. Aku mengenal sosok Ran yang baik dan penyabar. Serta setia pada sahabatnya dan selalu membantu disaat sahabatnya susah. Lantas kenapa itu bisa hilang dari dirimu Ran?"
    "Karena , Aku sudah muak menjadi orang baik (DOORR !!)
Sialan, dia memiliki 2 senjata api. aku mengerang kesakitan sambil tersungkur ketika satu peluru terhempas dan membuat Senjata apiku terlepas dari genggamanku.
    "Dert , kau datang terlambat untuk mengatakan hal semacam itu. Aku tidak merasakan apa-apa lagi saat ini. Aku merasa bebas dan tak ada batasan atas apa yang akan aku lakukan. Aku berhasil membunuh orang yang seharus MATI didepanku saat dia merampok sepeda motor ayahku"
   
"Lantas bagaimana ? kau puas ? Kau puas membunuh orang Ran ? Kau sudah dipengaruhi iblis!! Sadar Ran sebelum semua terlambat!"
    "Tidak ada kata terlambat dert. Hanya saja Aku masih diberikan kesempatan hidup untuk kembali dan membalaskan semua Air mata ibu dan ayahku. Kau tahu , seharusnya kau bergabung denganku. Diluar sana banyak polisi korup yang Brengsek yang hanya melihat dari balik layar dan memanfaatkan situasi di kesibukan kota ini. Kau juga akan merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan sekarang ini. Kita bisa hidup sebagai partner kerja tanpa harus memikirkan masa lalu , bagaimana dert , kau bersedia? Tenang , keluargamu lebih aman jika kau bergabung padaku"
    "Tidak Ran , berhenti ! Cukup ! Kau bukan orang jahat. Kau orang baik. Semua ini hanyalah masalah waktu dan keadaanmu yang semakin memburuk. Coba buka matamu dan berfikirlah secara positif. Kau masih punya banyak peluang untuk berubah Ran. Hentikan semua ini sebelum terlambat Ran. Aku janji akan terus bersamamu sebagai seorang sahabat, Aku janji ran !"
    Ralan terlihat merenungkan sesuatu . Aku harap pembicaraanku tadi bisa membuatnya sadar. Namun , ternyata tidak dia kembali mengacungkan senjata pada diriku.
      "(Mengacungkan senjata) Omong Kosong ! , aku tak percaya padamu lagi !"
    Saat yang tepat , beberapa anggota kepolisan datang dan berusaha menembak Ralan, namun ralan berhasil melukai beberapa polisi dan berhasil kabur. Akupun berdiri dan menuju area pinggiran sungai. Inspektur ternyata mengatakan hal yang benar. Ralan -lah pelaku dari semua ini , aku bisa merasakan Aura dirinya yang sudah berubah drastis. Tapi , aku yakin saat dia termenung tadi , ada sedikit perubahan yang bisa aku rasakan. Belum terlambat , dia masih memiliki sisa kebaikan didalam dirinya. Aku harus memancingnya keluar agar dia bisa berubah menjadi seperti semula.

BAGIAN 9 "PETUNJUK YANG MEMBINGUNGKAN"

    2 Hari setelah kejadian bom ditaman kota tersebut berlalu , Walikota DENYMN menyatakan hari berkabung selama sepekan untuk menghormati dan memberikan semangat pada keluarga korban peristiwa bom ditaman kota. Inspektur mengabarkan bahwa ada laporan dari bank sentral dan gereja katedral tempat sebelumnya kasus ralan terjadi sempat menerima sebuah surat yang bertuliskan "Penghakiman terakhir sebelum aku pergi. Carilah Gunung . Anakku sering mengatakan Kuning adalah warna mainannya. Hati hati , temannya itu adalah sensitif." Isi surat tersebut langsung kami bawa kekantor untuk kami pecahkan apa maksud dari isi surat tersebut.
   
"Carilah Gunung", apa ada gunung di Dekat Kota DENYMN Kapten? Ini membingungkan. kenapa dia mengatakan hal semacam ini , dan sejak kapan dia punya anak? Ungkap inspektur dengan nada sedikit kesal"
    " Kita harus teliti inspektur. dia tidak mungkin mengancurkan sebuah gunung dan membuat gunung tersebut menghancurkan kota"
    "Apa maksudmu kapten?"
    "Aku yakin , Maksud dari kata 'anakku' itu bukanlah seorang anak kecil , tetapi anak buahnya. dan temannya itu adalah Bom"
    "Bom? seperti itukah ?"
    "Ya bom , dan aku yakin bom itu berbentuk sebuah gunung dan kemungkinan berwarna kuning. Yang aku bingungkan , apakah Bom nya yang berwarna kuning atau tempat penyamaran bomnya yang berwarna kuning. jadi kita harus menyusuri seluruh kota"
    "Kapten , apa kau pernah mengingat sesuatu tentang masa lalumu ? apakah ada yang kau ingat?"
    "Ingat ? tidak inspektur , pesan ini benar-benar membuatku bingung dan tidak mengingat apapun. Jadi , cobalah untuk membantu dan kirim semua polisi untuk menyebar ke seluruh kota DENYMN.
    Seluruh kota DENYMN Dalam bahaya. Namun , agar tidak timbul kepanikan, pihak kepolisian hanya menghimbau seluruh masyarakat agar tidak begitu aktif beraktivitas di area rekreasi , Bank central maupun dirumah-rumah ibadah. Seluruh polisi bergerak keseluruh penjuru kota untuk mencari Petunjuk yang sudah aku beritakan sebelumnya. Ralan ? apa maksudmu memberikan surat ini ? apa yang coba kau ingin katakan? Aku menyusuri Jalanan kota dan mencari sebuah petunjuk. Hari sudah semakin beranjak sore dan semua polisi masih terus mencari petunjuk. Para polisi memeriksa pohon , segala macam yang berhubungan dengan Gunung. Seketika aku mengingat sesuatu ketika memikirkan kata Gunung. Aku berhenti tepat didepan jembatan DYNH, Penghubung kota DENYMN dan RUSTOLFH.
    Saat aku masih SMP Dan masih akrab dengan ralan, aku sering mendapatkan cerita-cerita menarik darinya. Ralan sering bercerita kemana saja dia pergi bersama ayahnya. Ayahnya sering mengubah nama tempat. Kalau bank central , ayah Ralan mengubah namanya menjadi "Brankas kota". Gereja katedral adalah "Rumah sukacita". Pinggiran sungai adalah "Ikan pemalas". dan Jembatan ini , ayahnya sering bilang adalah "Gunung". Tapi , dimana corak yang berwarna kuning? tidak ada yang berwarna kuning. Aku masih bingung. Coba berfikir dert , berfikir. Aku kembali naik ke mobil dan mencoba merenungkan hal ini. Ada sebuah benda berwarna kuning didekat pintu masuk Jembatan. Benda itu adalah kerucut lalu lintas. Aku perlahan keluar dari mobil dan mendatangi kerucut tersebut. Aku melihat pelan-pelan , dan mengangkat kerucut tersebut. Mataku berhenti berkedip ketika melihat sebuah Bom aktif terletak dibawahnya.

Ada sebuah pesan singkat di dekat bom tersebut. "Mereka ada dimana-mana. Kau bisa bertemu denganku dibawah gunung tersebut" . Mereka ? berarti , bukan hanya ini saja. Aku berlari menuju mobil dan melaporkan agar seluruh personil memeriksa Kerucut lalu lintas di setiap kota. Laporanku membuahkan hasil. Ada beberapa titik yang sudah dipasangi bom. Inspektur mendatangiku di depan jembatan dan menutup jalur.
    "Bagaimana kapten ? apa sudah ada rencana ? dimana bomnya?"
    "Untuk sementara belum ada sebelum tim penjinak bom datang. Aku rasa , semua bom ini terhubung satu sama lain dan akan meledak bersamaan"
    "Lantas , apa kau dapat petunjuk baru ?"
    "Didekat bom , ada tulisan "Mereka ada dimana-mana. Kau bisa bertemu denganku dibawah gunung tersebut"
    "Maksud menemukan dibawah gunung , apakah bom tersebut yang dibicarakannya?"
    "Aku berfikir seperti itu , tapi kita harus pastikan dahulu apakah bom benar-benar sudah dirancang seperti dugaanku"

    Penjinak bom datang dan mencoba memeriksa bom tersebut. Laporan dari mereka sesuai dugaanku. Bom tersebut memiliki pemancar yang sama seperti yang digunakan ditaman, Sehingga jika 1 bom meledak , maka seluruh bom yang sudah disebar akan meledak juga.
    "Dia benar-benar hebat kapten , aku rasa , dia juga bisa menghancurkan Jembatan ini"
    Menghancurkan jembatan ? Perkataan inspektur tersebut membuatku penasaran. Aku mencoba mencari alternatif jalan menuju kebawah jembatan. Inspektur menjadi sangat bingung melihat tingkahku yang kocar-kacir berusaha mencari jalan ke bawah jembatan. Dengan nekatnya , aku melompat ke besi penyangga luar jembatan. Aku berusaha menyeimbangkan Badanku agar bisa berjalan perlahan diatas besi tersebut. Aku memberi tanda kepada inspektur bahwa aku baik-baik saja. "Terus periksa bomnya" Ucapku sembari menyusuri besi penyangga mencari Bom yang mungkin menjadi induk dari segala bom di Kerucut lalu lintas tersebut. Mungkin benar, maksud hari penghakiman adalah dia akan menyudahi aksinya dengan cara ini. Meledakkan seluruh kota DENYMN dan diapun ikut bersamanya. Jika benar , jembatan ini akan diledakkan dan kota DENYMN akan menjadi sejarah duka paling dalam di seluruh bumi. Aku mencoba kembali menyeimbangkan posisi badanku agar aku dapat berpindah ke besi penyangga yang persis dibawah Jalan raya. Dibawah jembatan ini adalah Sungai FETKROV yang biasanya menjadi lalu lintas perdagangan kedua kota. Ketika aku melompat ke besi penyangga dalam , Aku melihat sosok laki-laki duduk disebuah Drum kayu. Didepannya ada sebuah meja dan diatas meja terletak Denotator, pistol , serta sebuah jam Tangan. Aku asumsikan dia adalah Ralan.
Dia menatapku. Tatapan dingin bisa kurasakan dari matanya. Aku perlahan mengeluarkan pistol dan membidiknya.

BAGIAN 10 "KEMATIAN RALAN"

    "Ran , apakah kau akan membom jembatan ini ? Sebaiknya jangan Ran , kita bisa selesaikan ini secara damai dan persahabatan"
    "Hallo Kapten , senang berjumpa denganmu lagi , ayolah , mengapa kau selalu menodongkan senjata kepadaku ? Kau tidak ingat pada sahabatmu ini hah? Percuma kau tembak aku kapten , toh semua sudah aku rancang sedemikian rupa dan tetap akan meledak pada waktunya"
    "Sebaiknya KAU HENTIKAN Semua ini RAN!!. AKU MUAK DENGAN TINGKAHMU SEPERTI INI! Kau sahabatku! KAU TIDAK BISA BEGINI! Kau orang baik RAN! jangan seperti ini (Mulai meneteskan air mata)"
    "Kenapa kau menangis dert ? Kau terharu dengan pertemuan kita kali ini ?"
    "Bukan , aku hanya tak percaya kau sekarang menjadi seperti ini ran. (menurunkan senjata) Kau tahu , awalnya aku tak percaya kau berbuat seperti ini , tapi perkataan polisi-polisi diluar sana benar. Kaulah dalangnya dan kau juga yang menyebabkan ledakan ditaman itu. berapa orang lagi yang harus kau bunuh Ran ? ini sudah kelewatan"
    "Begitu ya. Bagaimana kalau aku katakan padamu , bahwa semuanya sudah TERLAMBAT"
    "Ran , tidak ada kata terlambat untuk berubah. Kau masih bisa menjalankan hidup normal. Kau masih punya ibu. Seharusnya kau membanggakan dirinya dengan berprestasi. Bukan seperti ini"
    "KAU INGIN AKU BERUBAH ? JIKA KAU INGINKAN AKU BERUBAH, BISAKAH KAU KEMBALIKAN AYAHKU? BISAKAH KAU KEMBALIKAN AIR MATA IBUKU YANG TELAH JATUH TERBUANG SIA-SIA? JAWAB DAN KATAKAN KAPTEN!! (Sambil menodong senjata pada dert)"
    "Ran , dengar kan aku, kita bisa lalui ini bersama-sama , aku akan membantumu melewati masalah ini. Dengar , ayahmu yg sudah mati juga tidak akan bahagia dengan perlakuanmu seperti ini. Ini juga tidak akan mengembalikan Air mata ibumu. Malah , ini akan semakin buruk dan akan membuat ibumu semakin terpuruk melihatmu"
    "(Pengaman pistol dilepas) Sekali lagi kau berbicara tentang mereka , AKU TAK SEGAN MEMECAHKAN KEPALAMU KAPTEN"
    "Silahkan Dert. jika itu yang kamu mau , silahkan tembak aku"
    "(Ran hanya terdiam dan tetap menodongkan senjata pada Dert)"
"(Dert meletakkan pistolnya di Besi penyangga dan mulai duduk melihat pemandangan sungai DYNH)
    "Ran, ketika aku membaca pesanmu aku sangat bingung. tak kusangka kau masih pintar sampai sekarang. Jujur , awalnya aku sangat bingung melihat pesanmu itu. Tapi , ketika aku mengingat kau dan ayahmu sering bermain ke jembatan DNYH ini , Aku mengingat bahwa kau pernah cerita ketika ayahmu suka menggantikan nama tempat agar mudah diingat dan tidak diketahui oleh mereka yang berusaha menjatuhkan kalian. Kau tahu , Gunung menjadi tempat persinggahan yang paling indah disaat sore menjelang malam. Karena , langit diujung sana akan menimbulkan warna orange dan kalian sering melihatnya sambil bergandengan tangan. Aku iri melihat kehidupanmu ran. Memiliki seorang ayah yang baik hati dan selalu mengajak anaknya jalan-jalan agar kau tidak bosan dirumah. Aku sendiri jarang sekali bersama dengan orangtuaku sejak aku masuk SMA. Mereka memilih menikmati hari tuanya bersama ketimbang bersamaku. Tapi , ada sesuatu hal yang kupertahankan sehingga aku tak ingin menjadi jahat dan berbuat seperti ini. Mungkin kau tak ingin tahu hal ini .
    (Ralan menjawab) apa hal yang membuatmu seperti itu?"
    "(Tersenyum sambil berdiri) Rendah hati. Aku ingin diriku selalu rendah hati meski terkadang banyak orang yang mengejek ku , memandang rendah keluargaku tapi satu hal yang kupercaya. Suatu saat aku akan menerima hal yang manis dari apa yang telah aku lakukan. Seharusnya kau menerapkan itu pada hidupmu ran. Ayahmu selalu rendah hati saat dia melakukan segala pekerjaannya dan lihat , dia tidak pernah mengeluh disaat engkau sebagai anaknya selalu diajak kesana kemari tanpa memikirkan kesibukan atau masalahnya mungkin. Tanpa kita sadari , ternyata Tuhan sayang pada ayahmu sehingga dia lebih dahulu pergi meninggalkan kalian. Tapi ketahuilah , Tuhan maha pengampun Ran. Dia tidak akan pernah membiarkan mereka yang butuh pertolongannya. Sekarang , berbaliklah pada dirimu sendiri yang dulu ku kenal. Aku janji aku akan memberikan pertolongan dan akan selalu ada disaat apapun kau butuh aku ran"
    Ralan menunduk lesu dan sedikit mulai meneteskan air mata. Dia mengambil sesuatu dari celananya dan ternyata itu adalah sebuah Foto ayahnya. Dia mulai menangis dan mencoba menutup wajahnya. sesuatu telah menyentuh hati Ralan. Dia benar-benar bingung dan tak mengerti harus berkata apa. Namun , ketika dia memandangku kembali , dia kembali menodongkan pistolnya kepadaku.
    "Terima kasih telah membuka Jalan pikiranku KAPTEN. Kau sekarang benar-benar payah!"

    Entah apa yang terjadi dalam pikirannya, seperti dia ingin menembakku. Namun , tiba-tiba terdengar letusan keras dan membuat Ralan tesentak dan kemudian terjatuh. Aku mencoba membangunkannya namun mulutnya mengeluarkan darah. Aku memeriksa bagian badannya ternyata dia tertembak. Sepertinya ini kesiagaan penembak jitu padaku.
   
"Ka. . kapten dert , maafkan aku ukh! ini pantas aku dapatkan!"
    "Bertahanlah ran , aku akan membawamu kerumah sakit (mulai menangis)"
    "Ti..tidak perlu kapten, rumah sakit mana yang ma..u menerima penjahat sepertiku, aku tidak apa-apa UKH!!
    Dert , aakuu mintaa ma..af sudah seperti ini. inilah ujungnya. Tolong kau simpan foto ini sebagai tanda terima kasihku padamu. dan ambil hp ini tekan tombol 5 Untuk menon-aktifkan seluruh bom yang sudah kusebar. per..caya padaku UKH!. Jaga ibu baik-baik dert dan satu hal lagi , ini lelucon buatmu. Pistol yang kupegang , tidaak ada amunisinya. Kau benar-benar payah dan aku mau tertawa melihatmu(Keduanya sedikit tertawa sambil menangis). berjuanglah dert. akuu iingin kau memberikan contoh yang baik bagi mereka diluar sana dan satu hal lagi! Ukh.. aa..ku ingin kau .. tetap menjadi seseorang yang rendah hati(sambil memegang pundak dert)"
    "Tentu ran , tentu. Aku akan terus menjadi pribadi yang rendah hati dan tetap akan menjadi seperti ini"

    Ran tersenyum melihatku dan menepuk pundakku 2 kali dan kemudian dia meninggal. Aku menangis sembari memberikannya doa agar dia diampuni di sorga kelak. Aku tetap terisak sambil kemudian berdiri dan mengusap air mataku serta menekan tombol 5 di ponsel milik ran. Aku mengambil pistol miliknya dan benar, tidak ada amunisinya. Sekitar 5 orang berdatangan muncul dan salah satunya adalah inspektur.
    "Kau tidak apa Kapten ? Maafkan kami , kami hanya ingin kau selamat dan tidak tertembak"
    "Tidak apa , aku benar-benar salut pada kesiagaanmu sampai saat ini"
    "Terima kasih kapten , bagaimana dengan senjata miliknya? "
    "Hanya pistol kosong inspektur , hanya pistol kosong (sembari menyerahkan pistol tersebut pada inspektur dan beranjak pergi)"

BAGIAN 11 "AKSI SELANJUTNYA"

    Aku menghadiri pemakaman ralan disebuah kuburan pinggiran kota. Disana juga hadir ibunya ralan dan keluarga yang bersangkutan. Setelah pemakaman selesai dan mendatangi ibunya yang sedang menangis dan mencoba mengiklhaskan kepergian ralan.
    "Selamat pagi bu , perkenalkan , saya Dert , saya adalah Kapten dari kepolisian STUNBURG boleh saya berbicara sebentar?"
    "Si..silahkan maafkan anak saya yang sudah membuat kekacauan dikota ini. perlu anda ketahui , dia dulu anak yang baik dan patuh pada perkataan kami orangtuanya. Namun , setelah ayahnya meninggal , Tingkah dan sikapnya berubah sangat drastis"
   
"ya , saya tahu bagaimana perubahan rohani seseorang dapat berubah drastis maupun tidak , tapi saya yakin anak ibu tetap menjadi anak yang baik di mata ibu sendiri dan teman-temannya, dan saya adalah sahabat ralan dari kecil bu"
    "Benarkah , tunggu ? dert ? Kau kah itu ?"
    "Benar bu , ini saya dert. Saya adalah orang terakhir yang memegang ralan sebelum dia meninggal. Dia sempat memberikan pesan pada saya untuk menjaga anda baik-baik serta memberikan Foto almarhum suami anda"
    "(Ibu ralan mulai menangis saat melihat foto suaminya)"
    "Saya berjanji akan memenuhi semua permintaan ralan. Dan satu hal lagi , jika ibu ingin menerima ini , ibu bisa tanda tangan dibawahnya (sambil memberikan secarik kertas)"

    Kertas itu adalah sebuah bantuan biaya serta donasi dari sejumlah orang yang telah terkumpul serta sebuah tanah yang akan diberikan padanya untuk menjadi sumber kehidupannya di kemudian hari. Ibu ralan berterima kasih padaku. Akhirnya , pemerintah kota DENYMN membuka matanya lebar-lebar termasuk kejadian tentang polisi yang korup serta menjadi tameng perdangangan narkoba di kota DENYMN. Pihak kepolisian akan memberikan ganjaran setimpal yaitu dikeluarkan dari kesatuan dan bagi mereka yang sudah terlibat sangat lama akan dikenakan hukuman berat. Aku akhirnya berhasil menyelesaikan tugasku. Meski kepolisian DENYMN menyarankanku untuk bergabung dengan Tim intelegen anti teroris kembali , namun aku lebih menyukai pekerjaanku yang sekarang. 2 Minggu lebih aku berada di kota DENYMN dan tak terasa hari ini aku akan pulang. Saat sampai di kota STUNBURG , aku mengunjungi orangtuaku terlebih dahulu dn membantu segala pekerjaan mereka. Setelah itu aku memberikan kesempatan kepada pacarku untuk berkunjung kerumah.
    "Heei , apa kabar jagoan ? (ucap Dita pacar dert)"
    "Aku baik-baik aja , kamu merindukanku ? (sedikit tertawa)"
    "Sangat dert , kau pergi tanpa pamit kepadaku dan aku baru tahu kamu lagi ada tugas disana, apa yang terjadi ?"
    "Tidak begitu rumit , hanya bertemu kawan lama"
    "Kawan lama ? wah pasti hebat dong ya "
    "Yah seperti itulah , dia sudah tenang disana , mungkin kami akan bertemu kembali dalam waktu yang cukup lama"
    "Maksudmu aku tidak mengizinkanmu kembali kesana , begitu ?"
    "Kamu seperti biasanya yah , cerewet! ayolah kedapur kita masak sesuatu , aku lapar dan rindu masakanmu"
   
                                                                            SELESAI



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer